Menyimak Persaingan Radio VS IT dan Internet

Halo Sahabat MR, kemudahan memiliki perangkat teknologi informasi dan mengoperasikannya jelas memiliki dampak positif sekaligus negatif bagi perkembangan radio. Misalnya, industri pesawat radio di masa silam cukup baik lantaran masyarakat membutuhkannya. Para petani di perdesaan merasa terangkat status sosialnya tatkala bisa memajang pesawat radio di ruang tamu atau mampu berbicara tentang suatu peristiwa gara-gara mendengar berita di radio. Bahkan dulu sempat muncul fenomena di tengah masyarakat yang saling “adu gengsi” dalam hal kepemilikan radio transistor yang ukurannya besar dan mampu menangkap frekuensi beberapa gelombang, baik SW, AM, dan FM.
Kerap terjadi, seorang penduduk desa merasa bangga membunyikan pesawat radionya di frekuensi stasiun radio asing, yang sedang menyiarkan berita berbahasa indonesia. Sejumlah anak muda juga ada yang menjadi pendengar setia stasiun-stasiun radio asing edisi bahasa Indonesia karena adanya acara-acara tertentu seperti “Sahabat Udara” dan sejenisnya yang ada saat-saat tertentu melakukan “kopi darat” alias perjumpaan di darat plus melaksanakan kegiatan sosial. Biasanya stasiun-stasiun radio asing edisi Bahasa Indonesia juga memanfaatkan surat-menyurat dan pengiriman majalah atau tabloid radionya sebagai bagian dari upaya mengakrabkan radionya dengan para pendengar dari berbagai negara.
Fenomena ini makin menarik diamati, beriringan dengan terjadinya “ledakan” kemajuan teknologi informasi seperti pesawat telepon, ponsel, dan internet atau radio streaming.
Para pendengar radio seolah-olah mengalami percepatan dalam merealisasikan berbagai kegiatannya bersama radio-radio dalam negeri maupun luar negeri. Dampak yang muncul sehubungan adanya hal tersebut, yakni terjadinya perubahan kehidupan sosial, budaya, ekonomi, dan bahkan politik masyarakat yang menjadi pendengar radio. Belum lagi dengan adanya upaya aktif sejumlah perusahaan yang memasarkan produknya melalui radio sehingga para pendengar radio menjadi bagian dari masyarakat konsumen dunia. Proses tukar-menukar informasi melalui radio yang semakin canggih, menjadikan adanya perubahan perilaku dan pola hidup masyarakat di Indonesia.
Dalam hal pengenalan maupun pengembangan bakat dan minat anak-anak muda, umpamanya, kemajuan teknologi dan informasi dan jaringan internet – yang diwakili oleh kemunculannya radio streaming– mendorong percepatan industri di bidang tertentu. Kini, produk audio kian berkembang, misalnya menjadi berwujud VCD/DVD (yang walau sekarang udah jarang juga orang mendengarkan dari media tersebut). Alat perekam dan mendengarkan beragam audio juga mengalami perubahan yang cepat. Dulu, seorang pengemudi mobil harus membaca tape recorder bila akan mendengarkan berbagai audio tatkala berkendara. Juga, harus membaca pesawat radio jika akan mendengarkan siaran radio.
Kini, perangkat dengar semacam itu sudah kadaluwarsa. Seorang penumpang mobil cukup menekan “tuts” perangkat elektronik yang terdapat di mobilnya, maka siaran radio dapat secara mudah langsung didengarnya. Tidak hanya itu, pendengar radio bisa request kepada penyiar hanya membutuhkan waktu beberapa menit yakni dengan menghubungi stasiun radio tersebut melalui hape. Bayangkan di masa silam, jika akan request atau melakukan dialog interaktif, seseorang harus menghentikan laju mobilnya lalu mengontak stasiun radio melalui pesawat telepon di rumah, di kantor, atau di tempat-tempat umum.
Pada zaman baheula (dulu), seorang pendengar radio perlu menunggu beberapa hari untuk menerima undangan “kopi darat”. Pasalnya, surat undangan itu harus dikirimkan oleh penyiar radionya melalui jasa pos. Selanjutnya, petugas pos menyampaikannya sesuai alamat pendengar yang bersangkutan. Kini, terjadi perubahan yang dahsyat! Seorang pendengar radio cukup menjalin kontak dengan pendengar radio melalui smartphone (whatsapp). Selanjutnya, penyiar radio memotret surat undangan lalu mengirimkannya melalui Whatsapp atau di medsos. Dengan beberapa detik saja, surat undangan “kopi darat” jumpa pendengar radio dapat diketahuinya.
Pada masa silam, wawancara atau dialog interaktif menjadi sesuatu yang rada rumit prosesnya. Kini, hal itu menjadi sederhana dan mudah dilakukan. Seorang pimpinan birokrat, misalnya, bisa saja tidak perlu datang ke studio untuk berdialog interaktif atau wawancara. Pejabat yang bersangkutan cukup memegang hape atau laptopnya untuk diwawancarai atau berdialog interaktif dengan rakyat. Melalui acara dialog di radio semacam itu, seorang pejabat publik atau birokrat dapat mengetahui secara mudah, cepat dan langsung tentang berbagai persoalan publik sekaligus menjelaskan atau menyosialisasikan kebijakannya. Dampak positifnya antara lain terwujudnya citra dan image positif bagi pejabat publik yang bersangkutan.
Dengan kian pesatnya kemajuan teknologi informasi dan internet, tampaknya prospek radio sebagai bagian dari media pers cukup cerah. Radio digital, jelas suatu realitas yang tak terhindarkan dan menjadi gaya hidup masyarakat. Demikian halnya, adanya media sosial, tentu menjadi pendorong bagi kian maraknya kemunculan media radio, baik di dalam ngeri maupun mancanegara.
Dalam studi literatur terungkapkan bahwa radio mengalami perkembangan yang cukup pesat, dari mulai perangkat keras (hardware) hingga perangkat lunak (software). Juga adanya tuntutan visi pelayanan yang berorientasi pada kepuasan maksimum, kreatifitas tinggi, dan adanya penemuan baru dari sisi teknologi siaran dan programming. Salah satu yang menjadi tren di awal millenium ini adalah konsep dan implementasi radio internet.
Maksudnya, konsep utuh dari radio internet adalah radio segala olah siar (on air) dan pelayanan (off air) seratus persen melalui internet. Berkembangnya radio internet ini membuat konsumen lebih leluasa mendengar siaran radio tanpa terikat dengan batasan pemancar atau frekuensi, karena aksesnya bersifat streaming atau download terlebih dahulu, masih sering terjadi noises saat mengakses siaran langsung. Realitas ini semua, jelas merupakan tantangan bagi para pegiat radio untuk menghadapinya dan keluar sebagai “pemenang” nya.
Sumber: Radio The Untold Stories (Achmad Setiyaji, Basith Patria, Ganang Partho) dengan sedikit penyesuaian, karena artikel dipublikasikan di tahun 2015.
Latest posts by manageRadio (see all)
- Pentingnya Pengecekan Masa Berlaku Perizinan Lembaga Penyiaran - August 23, 2023
- Bagaimana membangun citra stasiun radio anda - February 20, 2023
- Bagaimana memilih Staf Pemasaran Radio - January 30, 2023
- Cara Membuat Surat Permohonan ISR dan Kesanggupan Bayar BHP Frekuensi Radio - January 28, 2023
- Bijak menyikapi perkembangan dakwah melalui Media - January 27, 2023
Leave a Reply