Persaingan Bisnis Radio di zaman Now!

Sering Saya mengikuti berbagai kegiatan yang menghadirkan kawan-kawan praktisi radio, baik itu dari unsur pimpinan ataupun para kru yang memang diutus dari radio-radio yang ada di wilayah 3 Cirebon (Cirebon Kota dan Kabupaten, Majalengka, Kuningan, Indramayu) bahkan sampai ke wilayah Subang, Sumedang.
Dalam sesi tanya jawab seringkali kawan-kawan dari banyak radio ini mengeluhkan tentang perkembangan bisnis radio yang semakin menurun. Apalagi jika pemasukan radio hanya ditopang dari jumlah iklan yang masuk. Maka sudah cukup banyak radio yang gulung tikar atau minimalnya diakuisisi oleh group radio dari kota yang memang sudah memiliki jaringan yang cukup mapan.
Lalu, pertanyaannya apakah benar sekarang kondisi bisnis radio sudah sebegitu terpuruknya? Kalau di kota-kota besar semacam Bandung, Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Jumlah pendengar radio walau mungkin ada penurunan tapi masih terlihat signifikan dengan masih eksisnya radio-radio yang sudah memiliki nama dan bahkan para penyiarnya itu dari kalangan artis-artis.
Tapi kalau menyasar ke kota-kota kecil semacam Cirebon. Sepertinya sudah ada terlihat gejolak dan persaingan yang cukup sengit diantara satu radio dengan radio lainnya. Mungkin bukan terlihat dari persaingan yang sudah tidak sehat ya, tapi bersaing dalam menangkap peluang iklan, sponshor event dan celah-celah bisnis yang lainnya ini sudah terlihat alot. Sehingga tidak wajar, jika kadang saya nerima info tawaran radio yang bisa dialih sahamkan (akuisisisi) karena efek persaingan bisnis ini.
Memang, keberadaan radio di kota kecil harus direncanakan dengan matang. Kalau dari aspek bisnis memang sudah terlihat tidak menguntungkan. Apalagi jika disandingkan dengan media-media yang lain saat ini yang keberadaanya sudah menyentuh masyarakat semacam internet dengan segala pernak perniknya, mulai dari streaming video, sharing audio gratis, medsos dengan berbagai macam jenisnya dan begitu banyak hal-hal menarik lainnya yang semuanya itu ada hanya dalam satu genggaman saja.
Lalu sebenarnya dimana posisi radio saat ini? Wajar saja sih jika ada group perusahaan media yang mulai banyak mengakuisisi perusahaan radio yang mulai collaps. Sebenarnya mungkin dari sisi finansial tidak terlalu signifikan tapi hal tersebut dilakukan guna membangun jaringan dan penyebaran informasi melalui branding yang mereka bangun. Tak sedikit saya dapati radio yang memiliki jaringan dan ngelink ke pusat ini demi efisiensi mereka hanya menempatkan beberapa kru saja dalam menjalankan aktivitas penyiaran di stasiun radio mereka.
Posisi radio saat ini, jika kita mengecek ke masyarakat secara umum. Maka sudah jarang masyarakat yang mendengarkan radio secara fanatik. Paling mereka mendengarkan radio melalui hape atau ketika di mobil. Selebihnya mereka akan larut dengan smartphone dalam genggaman. Kalau mau disurvey berapa banyak sih masyarakat yang masih memiliki pesawat radio yang secara manual disetel kencang-kencang. Kayanya hanya pendengar fanatik saja ya yang seperti itu. Atau dari golongan generasi old dan para pemilik toko, warung, tukang cukur, warung makan, atau minimarket yang kalau saya perhatikan masih menyetel radio secara manual. Selebihnya mungkin sebagian pengemudi mobil yang mungkin lagi suntuk ketika macet dan sebagai teman dalam perjalanan saja yang mendengarkan radio.
Bisa saja sih survey saya tidak valid. Karena sebenarnya tidak ada alat dan hasil survey yang valid yang bisa menghitung berapa jumlah pendengar real dari setiap stasiun radio. Paling kita hanya bisa mengecek dari hasil interaksi dalam program-program live kita. Selebihnya sih hanya meraba-raba dan memperkirakan saja.
Memang perlu strategi khusus bagi setiap stasiun radio untuk bisa tetap bertahan dalam persaingan yang begitu ketat saat ini. Celah-celah bisnis mana saja yang selama itu sah dan tidak melanggar ketentuan maka wajib untuk dijalankan oleh setiap stasiun radio. Cara-cara konvensional dengan membuka peluang iklan, talkshow komersial, sponshorsip event tetap harus digencarkan. Selain itu mungkin dengan adanya konvergensi media dimana radio ke depan tidak hanya berkutat pada audio. Tapi juga harus bisa menyentuh ruang interaksi masyarakat mulai dari medsos, streaming, konten video dan yang lainnya.
Untuk itu penting menjaga semangat dalam terus berupaya agar stasiun radio kita tetap eksis mengudara sampai kapanpun.
Latest posts by manageRadio (see all)
- Pentingnya Pengecekan Masa Berlaku Perizinan Lembaga Penyiaran - August 23, 2023
- Bagaimana membangun citra stasiun radio anda - February 20, 2023
- Bagaimana memilih Staf Pemasaran Radio - January 30, 2023
- Cara Membuat Surat Permohonan ISR dan Kesanggupan Bayar BHP Frekuensi Radio - January 28, 2023
- Bijak menyikapi perkembangan dakwah melalui Media - January 27, 2023
Leave a Reply